Jumat, Januari 25, 2008

Menjadikan Hidup Lebih Bermakna

Penulis : KH Abdullah Gymnastiar Alangkah beruntungnya seseorang yang dikaruniai Allah kemampuan untuk memanfaatkan waktu hidup sebelum datang waktu matinya. Dia senantiasa memanfaatkan setiap detik dari waktunya dengan sebaik mungkin. Memanfaatkan setiap helaan nafasnya secermat mungkin. Hal tersebut hanya dimiliki oleh seseorang yang terampil memainkan hidup. Allah yang Mahaadil telah melimpahkan karunia pada hambaNya tanpa pilih-pilih. Dia telah memberikan kesempatan dan waktu yang sama. Dia pun telah memberikan keterampilan yang beraneka ragam bagi siapa pun. Dia juga telah membekali manusia dengan akal yang sempurna. Namun permasalahannya, tidak semua orang pandai untuk memanfaatkannya.Banyak waktu dan kesempatan yang terbuang dengan sia-sia, banyak potensi yang diabaikan begitu saja, dan tak sedikit keterampilan yang dibekukan. Hal ini terjadi karena ketidaktahuan akan tujuan hidup. Tidak tahu mau dibawa ke mana raga, pikiran, dan harapan, sangat disayangkan. Sementara waktu bergulir begitu cepat. Kalau tidak dicari tahu ilmunya, bersiap-siaplah untuk terlunta-lunta, tanpa tujuan yang jelas. Lalu bagaimana caranya agar potensi yang ada dapat bermakna? Hal pertama dan terutama yang harus kita ketahui dan pahami yaitu mengetahui tujuan hidup. Untuk apa kita hidup? Apa yang akan kita lakukan selama hidup? Apakah mau mencari ridha Allah SWT atau hanya sekadar mencari kehidupan dunia? Potensi atau keterampilan sudah ada, tinggal sunguh-sungguh mengoptimalkannya. Kedua, buat perencanaan dan target. Misalnya kita ingin menjadi hamba yang dicintai Allah SWT. Maka buat perencanaan amal yang nyata. Baik amal ibadah mahdhah maupun ghair mahdhah. Untuk ringannya, mulai dari aktivitas yang kita kerjakan sehari-hari dulu. Banyak pekerjaan yang ada di hadapan kita dan akan menumpuk pada suatu waktu kalau tidak ada perencanaan yang jelas. Walaupun target tinggi, tetap saja keberhasilan tidak akan tercapai. Untuk itu, matangkan setiap rencana jangan sampai gagal. Sebagaimana kata pepatah "Gagal dalam perencanaan berarti merencanakan kegagalan". Ketiga, tampil istiqamah atau konsisten. Kita menjadi lemah salah satu sebabnya karena kita mudah sekali terpengaruh dan tidak memiliki keteguhan dalam berprinsip. Penting untuk tampil istiqamah ketika kita dihadapkan pada hambatan dan rintangan hidup. Dengan demikian, yang menjadikan hidup ini tidak bermakna adalah karena ketidakjelasan tujuan hidup. Untuk itu saudaraku, kita harus sebaik mungkin memainkan hidup. Terampil membuat cita-cita, terampil menyusun rencana, dan terampil istiqamah atau konsisten, tidak mudah terpengaruh. Sumber : (Buletin Sakinah)

Tidak ada komentar: